"Setiap manusia punya cerita. Di balik tawa ada kegetiran. Di balik ratapan terselip harapan.
Hidup itu jalinan cerita. Manis di awal belum tentu bahagia. Pahit pun bukan kartu mati.
Kisah hidupku terus berlanjut. Entah sampai kapan."

Friday 10 July 2009

Stupid Cupid

Seorang pemuda tampan dari kota besar berjumpa dengan gadis pemalu yang cantik dari sebuah kota kecil. Layaknya sebuah drama, semua berharap mereka hidup berbahagia selamanya. Sayang sekali ini bukanlah sinema ... inilah akhir dari kisah cinta mereka.

Tik tok tik tok. Nyaring detak jarum jam. Suasana hambar berubah mencekam. Wajah-wajah tegang berlalu-lalang.

Nada suara rendah penuh rahasia membersitkan tanya. Tetapi gadis kecil itu tetap tak bersuara. Raut muka ibunya bagai teka-teki. Tak bernyali ia untuk mengusik. Biarpun berlangganan omelan dan pedasnya telapak tangan ... kali ini berbeda. Apa pun yang diperbuat si gadis kecil, ia tak tampak di mata ibunya.

Dua buah tikar terhampar di lantai. Di atasnya tergolek pasrah semua baju dan celana panjang milik ayahnya. Peluh membasahi kening dan leher ibunya. Matanya yang membara mengalirkan sepasang anak sungai di pipinya. Hentakan gunting yang beradu dengan jeritan kain yang terkoyak memenuhi udara. Di luar itu, semua beku.

Adegan ganjil itu berakhir dengan digulungnya tikar-tikar berisi baju dan celana itu. Dengan bantuan pengasuh si gadis kecil, sang ibu mengusung 'paket' itu ke rumah seorang kerabat yang terletak beberapa gang dari rumah mereka. 'Jangan pernah kembali', begitu bunyi pesan yang ditulisnya untuk sang suami.

Malam semakin mencekam. Gelisah si gadis kecil membolak-balik tubuhnya di pembaringan. Dalam mimpinya, pontang-panting ia melarikan diri dari seseorang yang berniat menebas batang lehernya. Mimpi yang mencekam, yang secara berkala menghampiri sampai ia beranjak besar.

Enam tahun umur gadis kecil itu. Tak banyak rewel untuk anak seusianya. Jepitan kuat jari-jari ibunya di sekujur paha adalah jawaban untuk setiap ulah yang dibikinnya. Tak pula ia banyak bertanya. Raut muka masam dan desis 'hush' bukanlah jawaban yang menyenangkan. Namun kali ini rasa ingin tahunya begitu menggelegak. Dan 'jurus pasang kuping' selalu ampuh di saat-saat begini.

"Kurang apa lagi aku, siang malam banting tulang buat anaknya! Dia bisa apa?? Kerjanya cuma nyanyi di bar dan kelayapan! Sehari di rumah, seminggu hilang entah ke mana ...."
...
"Dan perempuan-perempuan tak tahu malu itu ... lelaki beristri masih saja dikejar-kejar dimintai foto dan tanda tangan. Bergelayutan di lengan ... ingin kutampar muka mereka satu-satu!"
...
"Kurang sabar bagaimana? Sampai capek kututup kuping setiap ada gosip. Selama tak melihat sendiri, aku masih percaya padanya. Tapi sekarang ...."
...
"... bukan lagi omongan orang. Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri ... perempuan itu dibawanya menemui Papa ...."
...

Otak si gadis kecil bekerja cepat menghubung-hubungkan penggalan informasi dan peristiwa. Bagaimana ibunya uring-uringan tiap kali ayahnya berdandan rapi menjelang malam. Bagaimana ibunya begitu sengit bila mendengar alunan lagu yang menyelingi guyuran air dari kamar mandi. Bagaimana lembar-lembar uang berhamburan karena ibunya tak sudi menerima. Bagaimana ayahnya lebih betah kelayapan daripada menyelesaikan persoalan dengan ibunya. Bagaimana ... bagaimana ....

Sampai pada puncaknya, ibunya memergoki ayahnya tengah menggandeng perempuan itu di lorong rumah sakit tempat kakek si gadis kecil dirawat karena kanker paru-paru. Detik itu juga ibunya menghampiri mereka dan melontarkan kata-kata, "Mulai detik ini, kita tak punya hubungan apa-apa lagi!"

Sang kakek meninggal. Ibu si gadis kecil sangat terpukul. Selama ini ayah mertuanya itu menyayanginya melebihi anak kandung sendiri. Dengan kepergian ayah mertuanya, tak ada lagi yang mampu membendung tekadnya untuk mengakhiri delapan tahun usia pernikahannya. Perempuan-perempuan tanpa wajah datang dan pergi silih berganti mengguncang biduk rumah tangganya. Kini, janin berumur tiga bulan yang hadir di rahim perempuan lain itu telah menutup semua pintu.

Seorang pemuda tampan dari kota besar berjumpa dengan gadis pemalu yang cantik dari sebuah kota kecil. Layaknya sebuah drama, semua berharap mereka hidup berbahagia selamanya. Apa mau dikata, inilah akhir dari kisah cinta mereka. Memang pahit terasa. Terlebih bagi seorang gadis kecil yang lahir dari perjudian cinta mereka.

16 comments:

  1. Sebuah kisah yang bisa kita tebak selayaknya cerita sinetron tentunya bisa membuat kita bosan.
    Walaupun pahit, kisah ini mungkin merupakan cara Tuhan untuk menempa sang gadis kecil agar menjadi kuat seperti ibunya juga yakin dan percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.

    ReplyDelete
  2. hehehehe...aku pikir pertama si bapak merkosa anaknya :P [ato gimana yah?]

    mungkin karena aku blum baca kisah seblumnya kali yah ^^

    ReplyDelete
  3. hmm..cerita bersambung yah? aku ntar baca dulu deh kisha2 sebelumnya..rajin dan kreatif sekali ya!!

    ReplyDelete
  4. Cerita yang sungguh menyedihkan... andai aku tahu siapa gadis kecil itu... aku sungguh ingin menjadikannya sebagai seorang adik...

    ReplyDelete
  5. Terima kasih atas tanggapan teman-teman.
    Sinema memang sebagian merupakan refleksi dari kehidupan nyata.
    Semua tulisan dalam kategori 'journey of life' adalah kisah hidup seorang gadis kecil yang kini tumbuh menjadi seorang blogger yang saat ini sedang mengetik huruf-huruf yang tercetak di sini.

    ReplyDelete
  6. Hidup itu memang misteri ya? Apa yg nampak sempurna pada suatu waktu bisa berubah demikin banyak dan cepat. Hanya dgn berpegang padaNya saja, kita bisa melalui semuanya.

    ReplyDelete
  7. wow....

    jalan2 malah dapet cerita seru,, hehe

    ReplyDelete
  8. Melalui tulisan-2 mbak Evy, rasanya aku semakin mengenal mbak Evy nih.
    Beratnya kehidupan masa lalu tak menutup kebahagiaan di saat ini kan ?

    ReplyDelete
  9. hmmmm.it's so interesting

    ReplyDelete
  10. hmmmm.... ceritanya belum aku baca ampe kelar... ntar deh aku baca dan koment lagi...coz aku lg mau siap2 buat MOS besok....huehuehuekkk...

    ReplyDelete
  11. ehhhhhnnnggg salam kenal ajah ya...maaf belum baca...

    ReplyDelete
  12. Selamat pagi Eha, saya numpang baca neh. Cerita yang menarik, saya tunggu lanjutannya ya.

    ReplyDelete
  13. mba, ada award dari aku nih, tolong diambil ya di blog aku,...

    tapi kalo udah dapet juga ga papa ko...

    ReplyDelete
  14. Perceraian, tidak pernah mudah. Sekarang saya (merasa) agak mengerti ttg: "ibuku tidak begitu."

    ReplyDelete
  15. ...and they live happily ever after...
    andai hidup itu memang demikian adanya :(

    ReplyDelete
  16. wah aku ketinggalan nih mbak maklum jaringan dodol trus hehehe
    ceritanya seru mbak..... ^-^

    ReplyDelete

Yuk ikut mewarnai perjalanan hidupku