kubiarkan lepas merpati di genggamku
membubung jauh
menjadi titik
tak kujumpa lagi
bukan ingkar merpatiku
dinginnya kosong menyambutnya
telapak tangan yang dirindunya
entah ke mana
aku jauh, merpatiku
logam mulia yang mencengkeram jari manisku
membawaku ke tempat yang tak kutahu
panas menyengat
dingin menggigit
diam mencekam
ini aku, merpatiku
memberi diri mengalami yang tak selalu ingin kualami
merasakan yang tak selalu ingin kurasakan
mendengar yang tak selalu ingin kudengar
di sini aku
tidak untuk kautemukan
seperti kaupunya naluri tuk mencari
kupunya janji tuk ditepati
betapapun merindu kepak sayap putihmu
tak kuberi lenganku untuk hinggapmu
terbanglah merpatiku
bawa mimpi-mimpiku ke puncak-puncak tertinggi
tlah kutukar kebebasanku
dengan sebuah ketundukan
Tuesday, 10 August 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mbak..., puisinya membuatku merinding...
ReplyDeleterasanya puisi ini pilu sekali, ikut teriris hatiku membaca puisinya
ReplyDeleteIndah, ketaatan adalah sebuah bentuk dari iman, ketundukan adalah sebuah bentuk dari kasih. Ternyata segala sesuatu dalam komitmen bukan hanya kewajiban bersadarkan hukum dan aturan, melainkan ketulusan hati.
ReplyDeleteSelamat siang Mbak Eha, apa kabar?
wah sebuah tulisan yang sangat puitis dan mendalam maknanya, salam kenal mbak evy :)
ReplyDeletepuisinya indah mbak... eh gimana kabarnya mbak? udah lama sekali ya sejak terakhir ketemu...
ReplyDeletePada kepakan merpati, ada hentakkan rasa yang sulit dijelaskan, bagi saya. Itulah kenapa saya suka melihat merpati terbang tinggi. Aoa kabar mbak Evy ?
ReplyDeletewaw,...like this mba ^^
ReplyDeletepuisi yg bermakna sangat mendalam,aku memahaminya.
Biarkan..merpati itu menerbangkan segala impian yg pernah ada,dan tetaplah disini,ditempat takdir menetapkan. jadikan kepatuhan sebagai ladang ibadah ^^
lama gak bgeblog kemana aja mbak???.. hehehe
ReplyDeletesemakin tinggi mimpi ku dibawanya,semakin dalam asa yang ku gapai...
ReplyDeletewah keren mbak.....
wah keren... :D
ReplyDelete