Thursday, 11 June 2009
Ngintip ke dalam Gereja Blenduk, yuk!
Bulan Mei kemarin, aku barusan nunut (nebeng) sekelompok siswa teologia yang kuliah outdoor ke Gereja Blenduk Semarang. Asiiik!
Biarpun sudah bertahun-tahun tinggal di kota ini, baru kali ini lho aku berkesempatan masuk ke dalam gereja Kristen tertua di Jawa Tengah ini. Biasanya sih cuma lewat di depannya sambil terkagum-kagum dan penasaran.
Walau jepretan kameraku amatir banget dan potensial mengundang kritik dari para pakar (he he ...), aku sih muka tebal saja deh. Yuk, ikut ngintip ke dalam Gereja Blenduk!
Begitu membuka pintu masuk, kita akan menemukan sebuah ruang kecil yang kurang lebih berfungsi sebagai kolportase mini. Setelah melalui ruang kecil itu, barulah kita bisa memasuki ruang utama gereja.
Ketika kulirik ke sebelah kanan atas ... wuih, di situlah letak orgel antik yang sangat kondang itu. Sayang sekali kami dilarang menaiki tangga yang menuju ke tempat intrumen musik langka itu. Berbahaya, posisinya sudah agak miring. Hanya koster yang boleh naik ke situ untuk merawat orgel yang terakhir dipergunakan pada tahun 1970.
Ada lagi nih yang unik, mimbarnya menyerupai rumah panggung mini. Lagi-lagi kami dilarang naik dan melongok ke dalamnya. Tempat itu khusus untuk pendeta yang berkotbah. Di kiri kanannya terdapat deretan bangku untuk anggota paduan suara dan para majelis.
Sempat pula kujepret kantong-kantong persembahan yang bergagang rotan. Bahan rotan dipilih agar serasi dengan anyaman rotan yang ada di bangku tempat duduk jemaat. Menurut koster, bangku-bangku itu sudah dipakai sejak jaman Belanda. Luar biasa, kondisinya masih bagus. Yang merawat dan memakainya patut diacungi dua jempol!
Setelah puas bertanya-tanya dan mencatat sambil jepret sana jepret sini, kami pun berpamitan. Sebelum kami pulang, kusempatkan diri menyelinap ke ruang konsistori (tempat pendeta dan majelis berdoa sebelum dan setelah kebaktian). Di situ kucium sedikit aroma kehidupan modern dengan adanya sebuah dispenser dan satu-satunya AC yang terdapat di gereja ini.
Begitu keluar dari pintu samping gereja, kami pun menyempatkan diri menengok pastori yang terletak di belakang gereja itu. Setelah itu, berakhirlah kuliah outdoor 'Sejarah Gereja' kali ini. Tujuan berikutnya yaitu ... sebuah warung bakso di dekat Gereja Blenduk. Waduh ramainya, kami sampai harus pesan dulu sambil berdiri mengantre. Sesudah dapat tempat duduk, baru deh ... sruput ... nyam nyam nyam, sedaaap ....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kliatanya bs tenang klo di dlm greja itu
ReplyDeletemmm...,kpn ya bs mampir sana...
Bangunan lama emang keren-2 ya...
ReplyDeletePerlu dipertahankan tuh... jangan sampai dirusak.
Wih, keren mbak infonya... aku seumur-umur juga belum pernah masuk kesana lho... jan katro' tenan tho... tapi lewat tulisannya mbak kali ini aku bisa lebih tau... makasih ya...
ReplyDeleteBagus ya gerejanya...kadang2 faktor bangunan jg mempengaruhi kekhusukan loh. Apa ini cuma kebawa suasana ya? ternyata acara akhirnya tetep aja..ngebakso. hehehe...
ReplyDeletewah keren mbak..... kemaren waktu natalan aku juga liat greja ini diliput di TV, pengen deh liat kesana langsung apalagi setelah liat jepret2 mbak.... ada jualan baksonya lagi...h..mmmmm...mmm yummy.....
ReplyDeletegereja bagus... aku jadi teringat gerejaku di kampung yang juga merupakan gereja tua peninggalan Belanda...
ReplyDeletewah, asyik. aku yang dulu tahun 1995-1998 di semarang aja belum sempat ke gereja blenduk. :-)
ReplyDeleteWalau Mbak ngaku potretannya amatir, hasilnya membuatku serasa sudah berada dalam Gereja Blenduk itu. Terima kasih sudah menceritakan dan menampilkan gambarnya.
ReplyDeleteLiputannya mantap.
ReplyDeleteit's valuable..karena mungkin saya gk akan pernah punya kesempatan mengunjungi kota ini dan gereja ini.. thanks to Evilya...
bagus banget gambarnya mbak...mau donk jalan2 liat gerejanya....
ReplyDeletePosting yang menarik sekali. Saya banyak mendengar di Semarang (Jawa Tengah) banyak terdapat banguna bersejarah. Semoga gereja ini terawat dengan baik sebagai aset sejarah.
ReplyDeleteBagus sekali...
ReplyDelete